Piramida Segitiga Kecelakaan Kerja dan Kritiknya

Segitiga Kecelakaan Kerja Heinrich

segitiga kecelakaan heinrich

Gambar Segitiga Heinrich 1929 (Hollnagel,2015)

Gambar di atas belum terlihat seperti segitiga namun segitiga ini kemudian diubah lagi oleh Heinrich pada 1959 yang kemudian memberikan komposisi 1:29:300. Segitiga ini memberi arti bahwa jika kita membiarkan 300 kecelakaan tanpa luka terjadi, maka akan terjadi 1 kecelakaan yang besar.

piramida kecelakaan heinrich 1959

Gambar  Segitiga Heinrich 1959 (Hollnagel,2015)

Piramida Kecelakaan Kerja Frank Bird

Segitiga Heinrich ini menginspirasi beberapa orang untuk diterapkan dalam tempat kerja dan juga menginspirasi dalam pembuatan riset-riset yang lain. Frank Bird membuat riset dengan menganalisis 1.753.498 laporan kecelakaan dari 21 industri. Hasilnya adalah komposisi baru dalam segitiga kecelakaan yaitu 1:10:30:600:1200 seperti gambar di bawah.

segitiga kecelakaan frank bird

Gambar Segitiga Frak Bird 1974 (Hollnagel,2015)

Konsekuensi dari pembuatan segitiga-segitiga kecelakaan di atas adalah banyak program-program yang sangat berfokus pada bagian dasar segitiga yaitu kecelakaan yang tidak menimbulkan luka karena banyak orang menganggap jika kecelakaan yang tidak menimbulkan luka saja bisa kita kendalikan, apalagi kecelakaan-kecelakaan besar.

Kritik dari Krause

seorang Thomas R. Krause telah memunculkan sebuah ide yang menyebutkan bahwa Piramida Kecelakaan Heirinch tersebut tidak sepenuhnya benar. Ia beralasan bahwa masih banyak kecelakaan kerja berat ataupun fatal yang tidak hilang meskipun kita telah mencoba sekuat tenaga untuk mengurangi kejadian near miss yang ada. Ia berpatokan dari data OGP berikut:

kejadian kecelakaan menurut OGP dari tahun ke tahun
Kecelakaan kerja berdasarkan data dari OGP Tahun ke tahun
statistik kecelakaan kerja dari tahun ke tahun
                      statistik kecelakaan kerja dari tahun ke tahun

Dari data-data tersebut dapat dilihat bahwa kasus kematian akibat pekerjaan (fatality) cenderung stabil meskipun sudah ada penurunan dari kasus-kasus kecelakaan yang lain. Hal ini tentunya tidak sesuai dengan teori piramida heinrich yang menyebutkan bahwa semakin rendah kasus kecelakaan kerja lain maka semakin rendah pula kemungkinan kasus kematian akibat kecelakaan kerja dapat terjadi.

Krause menyebutkan bahwa dalam 300 contoh kecelakaan, terdapa)lah 64 kecelakaan yang berpotensi menyebabkan Luka Serius atau Kematian (Serious injuries & Fatalities/ SIF ). Artinya, sekitar 21% dari seluruh kecelakaan yang ada berpotensi menyebabkan luka serius dan kematian apabila tidak kita kendalikan serta tidak semua pengendalian kecelakaan dapat mencegah kasus-kasus kematian serta luka serius.

luka serius dan kecelakaan fatal
                       konsep segitiga kecelakaan krause

Kecelakaan yang mengakibatkan luka serius atau kematian (Serious injuries & Fatalities/ SIF ) ini sangat dipengaruhi oleh adanya Prekursor. Menurut Krause, Prekursor adalah sebuah risiko tinggi yang tidak termitigasi dan memungkinkan timbulnya kecelakaan dengan luka serius dan kematian. Contoh dari prekursor adalah seorang pekerja yang bekerja di bawah tangki tinggi namun tanpa titik angkur body harness yang disepakati. Contoh lain prekursor adalah sebuah prosedur yang tidak dapat dipraktekkan dan tidak dimengerti karena adanya penghentian arus listrik yang mendadak.

Melalui pandangan yang baru ini, Krauser menyimpulkan bahwa tidak semua kecelakaan kecil akan berakibat ke kecelakaan yang besar apabila kita biarkan. Hanya kecelakaan-kecelakaan dengan prekursor lah yang kemungkinan besar akan muncul kecelakaan dengan luka serius ataupun kematian sehingga kita harus benar-benar memperhatikan semua kecelakaan yang ada agar prekursor yang telah ada bisa kita mitigasi dengan baik.

Ada 5 langkah yang diusulkan oleh Krause untuk menerpakan paradigma yang baru ini:

  1. Mengedukasi tempat kerja tentang pentingnya paradigma yang baru
  2. Menghitung besaran Kecelakaan kerja dengan luka serius dan kematian kemudian dibagi dengan jumlah jam kerja. Kecelakaan dengan luka serius bisa dibagi menjadi:
    1. Kecelakaan yang mengancam nyawa (Life threatening Injury/illnessadalah sebuah kecelakaan yang apabila tidak ditangani secara cepat, maka akan menimbulkan kematian bagi korban.
    2. Kecelakaan yang mengubah hidup (Life altering injury/ilness) adalah sebuah kecelakaan yang menimbulkan cacat permanen bagi korban
  3. Mengintegrasi temuan hasil study kecelakaan kerja luka serius dan kematian dengan sistem keselamatan kerja yang ada sekarang
  4. Mengembangkan mekanisme untuk identifikasi ke depan dan pencegahan kecelakaan kerja luka serius dan kematian
  5. Mengembangkan dan memvalidasi strategi intervensi

Untuk lebih jelas, silakan download dari sumbernya di sini

Kritik bentuk segitiga kecelakaan dari Hollnagel

Kritik akan segitiga Heinrich banyak diajukan oleh para ahli, salah satunya adalah Erik Hollnagel. Kritik Hollnagel akan segitiga Heinrich pertama diajukan mengenai permasalahan definisi “kecelakaan” yang ditulis dalam segitiga Heinrich. Definisi “kecelakaan” tentunya dapat berbeda di setiap orang, definisi “kecelakaan yang harus dilaporkan” juga dapat berbeda antar institusi hingga antar negara.

Dalam kasus kecelakaan kereta api, beberapa negara memiliki definisi yang berbeda untuk “kecelakaan kereta api yang harus dilaporkan” (reportable incidents):

  • DSB Denmark : Kecelakaan yang harus dilaporkan adalah kejadian yang menimbulkan luka serius atau kerusakan signifikan pada infrastruktur atau peralatan dengan nilai jutaan Krone Denmark
  • Federal Railroad Administration Amerika Serikat : Kecelakaan yang harus dilaporkan adalah kejadian yang menimbulkan kerugian lebih dari $6700 atau kecelakaan yang menimbulkan kematian atau luka kepada manusia atau penyakit akibat kerja pada pekerja yang bekerja di atas rel (railroad employee)
  • Japan Railroad Jepang : Kecelakaan adalah sesuatu yang dapat menimbulkan kerugian lebih dari 500 ribu Yen Jepang atau membuat penundaan lebih dari 10 menit dari kereta Shinkansen pertama di hari itu
  • Indian Railway : Kecelakaan adalah sesuatu yan menimbulkan hilangnya nyawa, luka bagi penumpang, atau kerusakan parah bagi property perkeretaapian dengan nilai lebih dari Rs 2.500.000. Kecelakaan tidak termasuk kasus orang atau penumpang yang menyebrang dan terluka atau terbunuh karena kecerobohan mereka sendiri.

Hollnagel juga mempertanyakan keterkaitan antar bagian dari segitiga dan apakah bagian-bagian tersebut memiliki makna atau tidak. Hollnagel menganggap bagian-bagian segitiga itu sama saja dengan komposisi jenis binatang di Denmark pada tahun 2012 yang tidak berkaitan antar bagian.

segitiga komposisi binatang di denmark

Gambar 3. Komposisi binatang di Denmark di tahun 2012 (Hollnagel,2015)

Secara kekinian, penerapan segitiga Heinrich juga tidak selalu tepat. Di lapangan, banyak perusahaan yang kecelakaan minor nya lebih kecil daripada kecelakaan major. Segitiga Heinrich ini juga dipertanyakan dari sisi statistik karena keterkaitan antar bagian segitiga belum dapat dibuktikan signifikan dengan menggunakan metode statistik.

Gambar 4. Segitiga Piramid yang kaya akan mitos seperti Segitiga Heinrich

Oleh karena kritik-kritik Hollnagel di atas, akhirnya Hollnagel mengajukan perubahan terhadap segitiga Heinrich dari bentuk segitiga menjadi bentuk pie. Ini berarti Hollnagel mengakui jumlah per bagian segitiga mungkin betul namun tidak ada keterkaitan langsung antar porsi pie chart nya.

perubahan konsep dari segitiga ke pie chart

Gambar 5. Segitiga Heinrich diubah menjadi pie chart